Pegunungan Afghanistan.
Seorang lelaki paruh baya
nampak menuruni bebatuan
terjal. Dengan menggunakan
tongkat, pria bergamis coklat
muda dengan rompi warna
senada itu gesit dan cekatan
memijakkan kaki di antara
bebatuan. Wajah tirus dengan
jenggot lebat dan balutan
sorban putih di kepala itu
terlihat semangat dan penuh
perjuangan. Di bahunya
selimut tebal, juga berwarna
coklat bertengger menutupi
senapan otomatis AK-47,
dengan rompi penuh amunisi.
Bin LadenSiapa mengira
kepala lelaki itu dihargai 50
juta dolar Amerika. Bahkan
kongres Amerika telah
menyetujui dikucurkan
anggaran sebesar 40 miliar
dolar Amerika untuk operasi
militer, termasuk memburu
lelaki tersebut, hidup atau
mati. Tidak salah kalau
kemudian lelaki tersebut
dijuluki The American ’s Most
Wanted Man atau manusia
yang paling dicari oleh
Amerika.
Siapa pula mengira jika lelaki
tersebut mewarisi sekitar 300
juta dolar Amerika beserta
sebuah perusahaan raksasa
yang bergerak di bidang
konstruksi, serta seluruh
kemewahan dunia. Namun,
lelaki tersebut rela
meninggalkan rumahnya yang
nyaman dan lebih memilih
bumi jihad Afghanistan,
tinggal bersama para petani
dan mujahidin Aghanistan. Dia
memasak bersama mereka,
makan bersama mereka, dan
menggali parit perlindungan
bersama mereka. Dialah
Syekh Usamah bin Ladin -
semoga Allah SWT selalu
menjaga beliau- Singa Islam,
pemimpin mujahidin abad ini.
Kejarlah Usamah Kau Akan
Frustasi
Bin LadenEnam tahun setelah
serangan 11 September 2001,
pengaruh dan kharisma
Usamah bin Ladin semakin
menguat, bahkan semakin
menggetarkan musuh-musuh
Islam, terutama Amerika
Serikat. Menteri keamanan
Dalam Negeri AS Michael
Chertoff mengatakan:
“ Walaupun Al Qaeda sempat
melemah pada 9/11, saat ini
kekuatan mereka tumbuh
kembali. AS masih
menghadapi ancaman
berkelanjutan. ” Lontaran
frustasi ini dikeluarkan AS
setelah mengetahui Usamah
bin Ladin masih hidup dan
muncul dalam sebuah
rekaman video terbaru.
Dinas intelijen AS dan para
analis menilai Al Qaeda
pimpinan Usamah bin Ladin
telah menggalang kekuatan
dan semakin kuat. Bahkan
dalam rekaman tersebut,
Usamah memberikan pesan
berisi seruan untuk
melancarkan serangan baru.
PJ Crowley, analis keamanan
dari Pusat Kemajuan Amerika
berpendapat bahwa Irak
merupakan berkah bagi Al
Qaeda karena AS menangkap
umpan mereka.
Hal ini senada dengan apa
yang diutarakan oleh Mike
German, mantan agen
antiterorisme FBI. Dia
mengungkapkan, perang Irak
memberi kemudahan bagi Al-
Qaeda untuk membunuh
warga AS melalui afiliasinya di
Irak. Sementara itu Thomas
Kean dan Lee Hamilton dari
Washington Post
berpendapat : “Tidak ada
konflik yang butuh paling
banyak waktu, perhatian,
korban jiwa, dana, dan
dukungan selain perang di
Irak. Ini menjadi alat
rekrutmen dan pelatihan yang
kuat bagi Al Qaeda.”
Inside Al-Qaeda
Menurut penilaian analis dan
beberapa sumber, jaringan Al-
Qaeda yang dipimpin Usamah
dalam enam tahun sejak
serangan 11 September telah
membangun markas besar
baru di wilayah terpencil di
Pakistan. Kawasan
pegunungan yang dihuni oleh
kelompok suku Pashtun
merupakan tujuan pertama
ketika pejuang Al-Qaeda
menyelamatkan diri dari
serbuan AS yang
menggulingkan Taliban di
Afghanistan pada 2001 lalu.
Rohan Gunaratna, penulis
Inside Al-Qaeda dan pakar
terorisme menyatakan bahwa:
“ Wilayah suku sudah menjadi
markas global pergerakan Al
Qaeda. Di sana menjadi
tempat latihan, perencanaan,
dan persiapan serangan
terhadap sasaran yang berbau
Barat. ” Beberapa sumber
mengatakan, meskipun
keberadaan Usamah hingga
sekarang belum diketahui,
mereka menyaksikan anak
dan calon penerus Usamah,
Hamza, baru-baru ini datang
ke wilayah suku Pashtun
tersebut.
Hamza Laden
“Tidak ada seorang pun yang
tahu di mana Usamah bin
Laden. Dua setengah tahun
lalu, dia berada di Provinsi
Kunar, Afghanistan. Namun
sekarang kami tidak tahu di
mana dia, ” kata seorang
milisi. Menangkap Usamah
merupakan prioritas AS,
bahkan mereka menghargai
kepala Usamah sebesar US $
50 juta. Namun, sampai saat
ini mereka tidak mampu
mengungkap keberadaannya.
Di manakah Usamah berada
dan bagaimana beliau bisa
lolos dari serangan
mematikan pasukan AS dan
koalisinya di pegunungan Tora
Bora? Berikut kisahnya…
Syekh Usamah bercerita
tentang kejadian di Tora Bora:
“ ...Peperangan itu adalah
peperangan yang besar yang
dimenangkan oleh ahlul iman
melawan seluruh kekuatan
materialis milik para penjahat
dengan dalam bentuk
keteguhannya dalam
memegang prinsip atas ijin
dan karunia Allah. Dan akan
kuceritakan penggalan cerita
tersebut untuk menunjukkan
sifat pengecut mereka dari
satu segi dan peranan
khondaq dalam melemahkan
mereka dari sisi lain. ”
Tora Bora 3D
Ketika itu jumlah kami
mencapai 300 orang mujahid,
dan kami telah menggali
seratus khondaq (parit) yang
tersebar pada wilayah yang
tidak lebih dari satu mil
persegi, dengan rata-rata satu
khondaq 3 mujahid supaya kita
dapat menghindari korban
personal yang besar yang
diakibatkan bombardir.
Semenjak serangan pertama
Amerika pada tanggal 20
Rajab tahun 1422 H yang
bertepatan dengan 7 Oktober
tahun 2001 M markas-markas
kami menghadapi bombardir
yang sangat deras sekali.
Kemudian bombardir itu terus
berlangsung dengan terputus-
putus sampai pertengahan
Ramadhan dan berikutnya
pada pagi hari tanggal 17
Ramadhan terjadi bombardir
yang dahsyat sekali,
khususnya setelah para
pemimpin Amerika yakin akan
keberadaan beberapa
pemimpin Al-Qoidah di Tora
Bora yang di antaranya adalah
hamba yang faqir (Usamah),
dan saudara dan mujahid
Aiman adz-Dzawahiri.
Bombardir sangat dahsyat,
tidak satu menit pun berlalu
kecuali ada pesawat tempur
yang melintas di atas kami
baik siang atau malam.
Kantor komando dikosongkan
dan semuanya dikerahkan
bersama kekuatan-kekuatan
yang bersekutu dengannya,
untuk menyapu dan
menghancurkan tempat yang
kecil ini dan memusnahkannya
dari muka bumi. Pesawat-
pesawat memuntahkan timah
panasnya kepada kami
khususnya setelah mereka
menyelesaikam kepentingan
pokoknya di Afghanistan. Dan
tentara Amerika menghujani
kami dengan bom yang cerdas
(smart bom), bom-bom yang
memiliki ribuan artol, bom-
bom cluster dan juga bom-
bom pembakar goa. Dan
pesawat pengebom seperti “B
52” meraung-raung di atas
kami yang mana satu pesawat
lebih dari 2 jam, satu kali
tembakan antara 20 sampai 30
bom. Dan pesawat “C130”
menghujani kami dengan
bomnya. Dan juga bom-bom
modern lainnya.
Namun meski bombardir yang
begitu besar dan propaganda
pers yang menakutkan, yang
belum pernah terjadi
sebelumnya terhadap sebuah
tempat yang kecil lagi
terkepung dari berbagai
penjuru ini ditambah lagi
dengan tentara munafiqin
yang mereka bayar untuk
berperang selama setengah
bulan terus-menerus yang
kami kalahkan semua
serangan mereka setiap hari
atas karunia Allah, dan setiap
kali kami pulangkan mereka
dengan kekalahan dan
membawa mayat-mayat dan
orang-orang yang terluka,
meskipun sudah begitu
pasukan Amerika tidak berani
memasuki tempat kami. Maka
negara manakah yang lebih
jelas pengecut, penakut dan
kebohongannya dalam tulisan-
tulisan mereka yang
mengada-ada terhadap
kekuatannya yang semu.
Akhirnya, pertempuran pun
berakhir dengan kegagalan
besar bagi persekutuan jahat
dunia dengan segala
kekuatannya melawan
sekelompok kecil mujahidin,
melawan 300 mujahid yang
berada dalam khondaq
mereka dalam wilayah 1 mil
persegi pada suhu sepuluh
derajat di bawah nol. Dan
hasil pertempuran itu dari
korban personal kira-kira
enam persen —kami berharap
semoga Allah menerima
mereka sebagai syuhada’—
dan kerugian pada khondaq
dua persen, dan segala puji
bagi Allah . ”
Jika seluruh pasukan setan
internasional yang telah
bergabung ini gagal
mengalahkan sekelompok
mujahidin dengan
persenjataan yang terbatas,
maka bagaimana mungkin
mereka akan mengalahkan
dan menguasai dunia Muslim ?
Usamah di Mata Kawan dan
Lawan
Tidak bisa dipungkiri, nama
Usamah bin Ladin adalah
sebuah nama yang memiliki
begitu banyak image. Amerika
dan antek-anteknya
menganggap beliau adalah
bosnya teroris, otak,
inspirator dari berbagai
peledakan yang menimpa
mereka, sementara sebagian
kalangan dalam tubuh umat
Islam ada yang
menganggapnya sebagai
seorang khawarij karena
tindakan ketidakpatuhannya
pada pemerintahan Saudi. Ada
juga yang menganggap dia
sebenarnya adalah agen
inteligen AS dengan indikasi
tidak pernah tertangkapnya
satu orang ini padahal AS
adalah pemilik teknologi
tercanggih.
Ekstrimnya lagi, bahkan ada
yang menganggap Usamah
hanyalah tokoh rekayasa AS
yang dijadikan sebagai dalih
bagi AS untuk mengobok-obok
umat Islam. Sedangkan
kalangan lain menganggap
Usamah adalah pemimpin
jihad, icon perjuangan
melawan kekuatan kafir
dunia.
Penguasaan media oleh orang-
orang kafir membuat
informasi yang kita dapatkan
cenderung memojokkan Syekh
Mujahid Usamah bin Ladin.
Sedikitnya informasi yang
benar-benar bisa dipercaya
terkadang membuat kita
menjadi ragu-ragu dan penuh
tanda tanya. Parahnya bahkan
ada yang ikut terjebak dalam
image yang dibagun AS,
padahal jelas-jelas AS adalah
musuh nomer wahid bagi
kaum muslimin yang tentu
tidak senang dengan hadirnya
sosok Usamah. Atau sering
juga sebagian kaum muslimin
terjebak dalam buruk sangka
terhadap sesama muslim
tanpa mengetahui detail
sebenarnya sehingga tidak
segan-segan memberikan cap
yang kurang baik.
Padahal, tidak sedikit kaum
muslimin yang belum
menyelami dan memahami
pemikiran Usamah, apa saja
yang menjadi latar belakang
perlawanannya pada Amerika
dan antek-anteknya,
pandangannya terhadap
berbagai persoalan yang
menimpa kaum muslimin di
berbagai penjuru dunia, serta
solusi yang ia percayai untuk
membebaskan kaum muslimin
dari ketertindasannya.
Siapakah sebenarnya Syekh
Usamah bin Ladin ?
Beliau adalah Usamah bin
Muhammad bin Awad bin
Laden. Jika oleh Amerika dia
dijuluki “The American’s Most
Wanted Man” oleh kaum
muslimin dia diberi gelar
“ Singa Islam”. Bahkan,
sekelompok ulama di Pakistan
memberi gelar kepada Syekh
Usamah dengan
“ Saifullah” (Pedang Allah).
Apabila Barat memberi gelar
kepada orang yang telah
melukai perasaan umat Islam
dengan ‘sir’ (Salman Rushdy),
maka sudah seharusnya umat
Islam juga memberikan gelar
kepada orang yang melawan
Rusia, Amerika, dan Inggris
dengan gelar tertinggi dalam
Islam yaitu ‘saifullah’, begitu
ungkap para ulama di
Pakistan.
Syekh Usamah lahir pada
tahun 1955 sebagai anak
ketujuh dari 50 bersaudara
keluarga pengusaha
konstruksi tersukses di Arab.
Usamah lahir di kota Riyadh,
atau juga ada yang
menyebutnya di Jedah, Arab
Saudi. Usamah meraih gelar
kesarjanaan di bidang
ekonomi dan manajemen dari
universitas King Abdul Aziz,
Jeddah. Tapi ada juga yang
menyebut Usamah adalah
insinyur teknik sipil dari
Universitas King Abdul Aziz.
Usamah bin Ladin berasal dari
keluarga pengusaha kaya
yang bergerak di bidang
konstruksi di Arab saudi.
Pendiri perusahaan konstruksi
tersebut adalah ayah Usamah
bin Ladin, bernama
Muhammad bin Awwad bin
Ladin yang berdarah Yaman.
Ayah Usamah memulai usaha
dengan bendera “Bin Ladin
Corporation”, yang kemudian
tumbuh meraksasa dan
terbesar di seluruh Timur
Tengah. Perusahaan ini
bergerak di bidang konstruksi
jalan, bangunan, masjid,
airport, dan berbagai
konstruksi lain di banyak
negara di Teluk Arab.
Di masa remaja, Usamah
dikenal sebagai orang yang
saleh dan taat beribadah. Ia
memiliki sifat pemalu, tetapi
pemberani, dan rajin
membaca. Ia memang
mengagumi seorang ulama
Saudi terkenal yang kemudian
menjadi musuh pemerintah
Saudi, yaitu Syekh Safar al-
Hawalli. Umur 13 tahun, ia
ditinggal ayahnya, yang
meninggal karena kecelakaan
helikopter tahun 1968.
Kekayaan yang diwariskan
ayahnya ditaksir sekitar 9
miliar dollar Amerika dan
Usamah mewarisi sekitar 300
juta dolar Amerika.
Dalam Risalah Taujihat
Manhajiyah Syekh Usamah
menjelaskan alasan mengapa
Amerika menjadi target
serangan-serangan jihadnya.
“ Ketika para mujahidin
melihat bahwa kelompok
penjahat di gedung putih
menggambarkan masalah
tidak dengan sebenarnya,
bahkan pemimpin mereka
mengaku —orang bodoh yang
ditaati—bahwa kami ini iri
dengan cara kehidupan
mereka, padahal sebenarnya
kenyataan yang
disembunyikan oleh Fir ’aun
masa kini sebenarnya kami
menyerang mereka karena
kedzaliman mereka pada
dunia Islam, khususnya di
Palestina dan Irak serta
penjajahan mereka terhadap
negeri Haramain (Makkah dan
Madinah). Dan ketika para
mujahidin berpendapat untuk
memusnahkan opini tersebut
dan memindahkan
pertempuran ke dalam negeri
mereka.”
Syekh Usamah juga
mengatakan: “Pada saat
darah orang-orang Islam
mengalir dan ditumpahkan, di
Palestina, Chechnya, Philipina,
Kasymir dan Sudan, dan anak-
anak kita mati lantaran
embargo Amerika di Irak. Dan
ketika luka-luka kita belum
sembuh, sejak serangan-
serangan salib terhadap dunia
Islam pada kurun yang lalu,
dan yang merupakan hasil
dari kesepakatan Saiks-Beko
atara Inggris dan Prancis,
yang menyebabkan dunia
Islam terbagi-bagi menjadi
potongan-potongan,
sedangkan para kakitangan
salib masih berkuasa di
dalamnya sampai hari ini, tiba-
tiba keadaan yang serupa
menghadang kita dengan
kesepakatan Saiks-Beko, yaitu
kesepakatan Bush-Blair, akan
tetapi kesepakatan itu di
bawah bendera yang sama
dan dengan tujuan yang sama.
Benderanya adalah bendera
salib dan tujuannya adalah
merampas dan
menghancurkan umat nabi
kita shollallahu ‘alaihi
wasallam yang dicintai.”
Memang, Syekh kita ini sangat
mencintai Islam dan umatnya.
Semangat keagamaan Usamah
menjadi kuat ketika
perusahaan ayahnya, Bin
Ladin Corporation, mendapat
proyek perluasan Masjidil
Haram di Mekkah dan Masjid
Nabawi di Madinah. Kecintaan
Usamah pada kedua tempat
suci umat Islam itu akan
tampak pada sikapnya yang
berani menentang pemerintah
Arab Saudi, karena
membiarkan kedua tempat
suci itu “dikuasai” oleh kaum
kafir Amerika.
Beliau juga mencintai jihad,
puncak ibadah dalam Islam
dan yakin bahwa hanya
dengan jihad fi sabilillah saja,
kemuliaan dan kejayaan Islam
bisa tegak kembali. Berikut
kutipan dari beliau:
“ Seharusnya kita memiliki
keyakinan yang teguh, bahwa
keselamatan kita dan
kebahagiaan kita dalam
kehidupan di dunia dan
akhirat adalah dengan
menegakkan Islam dan jihad.
Dengan keduanya itulah
kejayaan kita dan
kebahagiaan kita dapat
tercapai sebagaimana yang
telah disebutkan di dalam
hadis yang diriwayatkan oleh
Abu Dawud di dalam kitab
Sunannya dari Ibnu Umar ra,
bahwa ia berkata, Rasulullah
saw bersabda, “Bila kamu
telah disibukan oleh berjual
beli dengan ‘inah (tipu daya)
dan kamu berpegang erat
pada ekor sapi dan engkau
puas dengan cocok tanam dan
kemudian engkau tinggalkan
jihad, niscaya Allah SWT
timpakan pada diri kamu
kehinaan yang tidak bisa lepas
daripadanya sehingga kamu
kembali kepada agama
kamu. ” (Abu Dawud)
Khalifah Umar pernah berkata
kepada Abu Ubaidah ra.; “Kita
adalah kaum yang dimuliakan
oleh Allah dengan Islam, dan
kalau saja kita mencari
kemuliaan dengan yang lain
niscaya Allah akan
menghinakan kita. ” (HR al-
Hakim)
Maka selayaknya bagi para
reformer untuk mengetahui
bahwa jalan menuju reformasi
ummat dan menyatukannya di
bawah kalimat tauhid, bukan
dengan mempresentesikan
teori dan mengarang buku
saja. Tetapi harus juga diikuti
dengan proyek praktis yang
melibatkan seluruh ummat —
semuanya sesuai dengan
kepentingannya —dimulai dari
do’a kepada Allah dan
berakhir dengan perang fi
sabilillah.
Maka berperang fi Sabilillah
adalah satu kesatuan yang tak
terpisahkan dari agama kita,
bahkan ia adalah puncak
tertingginya agama, lalu
bagaimana dien itu akan tetap
eksis tanpa puncaknya??? Ini
adalah kebutuhan yang sangat
mendesak untuk kehidupan,
kemuliaan dan eksistensi umat
kita. Musuh kita telah
mengatakan sesuatu yang
jujur, meskipun mereka itu
pada dasarnya pendusta,
ketika ia mengajarkan kepada
anak-anaknya, “Kamu
berperang, maka kamu akan
eksis ”. Ini adalah hakekat
yang telah diajarkan kepada
anak-anak mereka, tetapi
mereka kirimkan ajaran
kepada kita yang
berkebalikan. Bahwa perang
mutlak dibutuhkan untuk
eksistensi suatu negara yang
besar. Lihatlah sejarah, jika
kalian menghendaki —di
antaranya sejarah Amerika—
ia telah mengobarkan puluhan
peperangan dalam enam
puluhan tahun saja, karena
hal itu merupakan kebutuhan
yang paling mendesak, maka
pada saat Amerika Serikat
membuat keputusan yang
benar untuk menghentikan
perang di dunia; maka hal itu
diketahui sebelum yang
lainnya bahwa hari itu adalah
awal mula lepasnya wilayah
mereka dan keruntuhan
negeri mereka —hal itu terjadi
dengan izin Allah—maka
waspadailah segala seruan
untuk meletakkan senjata
dengan mengatasnamakan
seruan untuk perdamaian,
karena ia pada hekakatnya
seruan untuk merendahkan
dan menundukkan kita, dan
tidak akan menyambut seruan
tersebut kecuali orang jahil
atau munafiq.
Kecintaan Usamah kepada
jihad dan seruan-seruan jihad
yang disampaikan olehnya
telah dilakukannya sendiri
sejak usia muda. Ketika itu,
Usamah baru lulus sebagai
insinyur Teknik Sipil dari
Universitas King Abdul Aziz di
Jeddah pada tahun 1979,
bersamaan dengan invasi Uni
Soviet di Afghanistan pada 25
Desember 1979. Segera ia
terdorong untuk berjihad ke
Afghanistan karena melihat
penderitaan saudara-
saudaranya yang terkepung
pasukan Soviet. “Agama kami
mengajarkan bahwa tersedia
tempat yang lebih baik di
akhirat bagi mereka yang
bersedia untuk berjihad. Satu
hari di Aghanistan sama
nilainya dengan 1.000 hari
shalat di masjid,” kata
Usamah.
Pada awalnya Usamah belum
terjun langsung ke medan
perang. Dia merekrut ribuan
pemuda Arab, membiayai
mereka ke Aghanistan, dan
menyediakan kamp latihan
militer bagi pemuda-pemuda
itu. Kamp yang diberi nama
“ Kamp Al Anshar” (Baitul
Anshar) terletak di kota
Peshawar, kota Pakistan dekat
perbatasan Afghanistan. Di
situ, Usamah bekerja sama
dengan gurunya, Abdullah
Azzam, yang mendirikan Biro
Pelayanan Jihad di kota yang
sama.
Usamah melatih ribuan
sukarelawan Arab di Kamp Al
Ansar, yang berasal dari
Mesir, Arab Saudi, Al Jazair,
Lebanon, Kuwait, Tunisia,
Sudan, dan Palestina.
Sukarelawan tersebut
kemudian dikenal dengan
nama “Afghan Al Arab”. Biaya
latihan di kamp Al Ansar itu
disuplai oleh sebagian besar
pengusaha kaya Arab Saudi
dan negara Arab Teluk
lainnya. Andil terbesar
Usamah bin Ladin dan
pengikutnya tercatat dalam
pertempuran membebaskan
kota Jalalabad dari tangan
pasukan Uni Soviet.
Pada tahun 1986, Usamah dan
puluhan mujahid lainnya
berhasil mengusir dan
mengalahkan kekuatan Uni
Soviet yang menyerang
mereka di sebuah kota
bernama Jajee, tidak jauh dari
perbatasan Pakistan. Bagi
para mujahidin Arab, itulah
kemenangan pertama mereka
atas kekuatan Soviet. Setahun
kemudian, Usamah memimpin
sebuah serangan terhadap
komunis di Shaban. Disini,
pasukan Usamah juga berhasil
memukul mundur pasukan
Soviet. Usamah memang
“ telah menjual dirinya kepada
Allah” dengan terjun langsung
ke medan jihad.
“Bagi kami, Usamah adalah
pahlawan karena dia selalu
berada di garis depan, selalu
berdiri dan maju lebih dulu
dibanding lainnya, ” kata
Hamza Muhammad, seorang
Palestina yang diserahi
mengelola proyek-proyek Bin
Ladin Corp, di Sudan. Usamah,
lanjut Hamza, tidak hanya
memberikan uangnya, tetapi
juga memberikan hidupnya
sendiri. Ia tinggalkan
rumahnya yang nyaman di
Saudi dan tinggal bersama
para petani Aghanistan dan
mujahid Arab. Dia memasak
bersama mereka, makan
bersama mereka, dan
menggali parit perlindungan
bersama mereka. Begitulah
cara Bin Ladin.
Syekh Abu Hafsh
rahimahullah, komandan
militer Al Qaida dan wakil
Syekh Usamah dalam sebuah
biografi tentang beliau
menceritakan betapa
bahagianya Usamah bin Ladin
mendengar peledakan kapal
Destroyer USS Cole di Teluk
Adn. Begitu mendengar
serangan ini berhasil,
diceritakan bahwa Syaikh
Usamah langsung
mengacungkan senapan AK-47
nya ke langit dan
menembakkan beberapa
rentetan peluru, sembari
berteriak bahagia, “Ini adalah
pembalasan untuk darahmu,
wahai Mihdhar …” Mihdhar
adalah Syaikh Abul Hasan Al-
Mihdar, yang dibunuh oleh
pihak Amerika melalui tangan
bonekanya di penguasa
Yaman, Presiden Ali Abdulloh
Sholeh.
Kapal ini, USS Cole, tadinya
akan berangkat untuk
memberikan bantuan kepada
zionis yahudi dalam
memerangi para mujahidin
Palestina. Serangan ini
menampakkan pengkhianatan
negara-negara Arab yang
ternyata justru memberikan
simpatinya kepada Amerika.
Syekh Umar Bakri
Muhammad, ulama ahlus
sunnah wal jama ’ah dan
pendukung mujahidin,
khususnya Syekh Usamah bin
Ladin, dalam sebuah
ceramahnya tentang biografi
Syekh Usamah mengatakan:
“ Ada sebuah berita bagus,
dari orang-orang yang baik,
yang Insya Allah mereka
adalah kelompok yang
menang, Al Firqah Al
Manshuroh. Mereka adalah
orang-orang yang jika
berbicara berbicara yang
benar. Dan jika mereka
berbuat kesalahan, mereka
segera mengoreksinya,
mereka tahu bahwa mereka
tidaklah ma ’shum, maka akan
saya sampaikan kepada kalian
dengan bangga, dengan terus
terang, yakni Syekh kami, biar
kami ketahui juga siapa syekh
kalian, Dia adalah Imam kami,
biar kami ketahui juga siapa
imam kalian, Dia adalah
pahlawan kami dan pemimpin
besar kami, biar kami ketahui
juga siapa pahlawan kalian
dan siapa pemimpin besar
kalian, Dia adalah Abu
Abdillah, yakni Syekh Usamah
bin Ladin. ” Subhanallah!
Babak Akhir Pertempuran
Yang Menentukan
Kini, tidak satu pun
kemunculan Syekh Usamah di
media, kecuali membuat
Amerika dan sekutu-
sekutunya kebingungan dan
segera menganalisa pelbagai
kemungkinan. Sosok Usamah
telah membuat ‘gentar’
musuh-musuh Allah SWT
sebagaimana janji Allah bagi
para wali-wali-Nya..
The Solution, Message From
Bin Laden
Dalam sebuah rekaman video
terbaru Syekh Usamah
berjudul The Solution,
Message From Bin Ladin To
American, bahkan jenggot
Sang Syekh telah membuat
bingung pejabat tertinggi
dinas intelijen AS. Jenggot
yang biasanya berwarna abu-
abu milik pimpinan gerilyawan
utama di dunia tersebut
kelihatan dipotong dan diberi
warna hitam dalam rekaman
video itu, yang disiarkan
beberapa hari menjelang
peringatan 11 September lalu,
penampilan pertamanya sejak
Oktober 2004.
Pertanyaan mengenai jenggot
tokoh kelahiran Arab Saudi
yang sukar difahami tersebut
muncul dalam dengar
pendapat di Kongres Senin
(10/9/2007), yang
menampilkan para ahli senior
keamanan AS, termasuk
Direktur Dinas Intelijen
Nasional Michael McConnell.
“ Pertama, apakah ini
jenggotnya?” demikian
pertanyaan yang dilontarkan
oleh Senator partai Republik
Norm Coleman kepada kepala
dinas intelijen AS. “Apakah
dapat kita memperkirakan
bahwa apakah ini suatu
pertanda ?” McConnell dengan
cepat menampik setiap
kemungkinan bahwa bulu di
dagunya dimaksudkan untuk
mengirim tanda kepada
anggota Al-Qaeda.
“Sejauh ini, kami kira itu
bukan tanda. Ia melakukan ini
secara berkala, sebagaimana
telah dilakukan oleh (Aiman)
Adz-Dzawahiri (orang nomor
dua dalam jaringan itu), dan
tak perlu ada korelasi antara
salah satu rekaman ini atau
pernyataan terbuka dan satu
peristiwa khusus, ” kata
McConnell, seperti dikutip
AFP.
Namun ia bertanya-tanya
apakah jenggot Usamah bin
Ladin itu asli. “Pertanyaan
besar di dalam masyarakat
pagi ini ialah apakah jenggot
tersebut asli, karena
sebagaimana anda ketahui,
hanya beberapa tahun lalu,
terakhir kali ia muncul,
keadaannya sangat berbeda”,
katanya. “Jadi kami tidak
mengetahui apakah jenggot
itu diwarnai dan dipotong atau
asli, tapi itu adalah salah satu
yang kami perhatikan. Namun
bukan pesan khusus, ”
katanya.
Lalu bagaimana dengan
serangan 11 September?
Apakah serangan itu memang
diketahui oleh Syekh Usamah?
Apa alasan yang
melatarbelakangi serangan
tersebut? Banyak kaum
muslimin ingin tahu detail
masalah ini. Berikut kutipan
Syekh Usamah dalam Taujihat
Manhajiyah: “Dan pada hari
Selasa yang penuh berkah
pada tanggal 20 Jumadats
Tsani tahun 1422 H bertepatan
dengan 11 september 2001 M,
persekutuan zionis-amerika
memanen anak-anak dan
keluarga kami di Al-Aqsha
yang penuh berkah dengan
pesawat-pesawat dan tank-
tank Amerika serta tangan-
tangan Yahudi, juga anak-
anak kami di Irak menemui
ajalnya akibat embargo
Amerika dan antek-anteknya
yang dzalim sedangkan di sisi
lain dunia islam sangat jauh
dari penegakkan din secara
benar, dan ketika dalam
keadaan keputusasaan dan
pesimistis pada kaum
muslimin —kecuali orang yang
dirahmati Allah—dan
kedzaliman, penipuan dan
permusuhan yang dilakukan
persekutuan zionis-amerika.
Ketika Amerika negeri paman
sam dalam puncak
kedzalimannya, tidak
memperhatikan siapapun,
memalingkan mukanya dari
manusia, berjalan di muka
bumi dengan penuh
kesombongan dan ia
menyangka tidak ada seorang
pun yang bisa
mengganggunya. Ketika itulah
mereka diserang dengan tiga
atsafi (salah satu tempat
peredaran bulan) dan apakah
tiga atsafi itu? Ketika bangkit
orang-orang yang rambutnya
kusut, kakinya berdebu, yang
terusir dari semua tempat
“ Sesungguhnya mereka itu
adalah pemuda-pemuda yang
beriman kepada Tuhan
mereka dan Kami tambahkan
kepada mereka
petunjuk. ” (QS Al-Kahfi: 130)
Mereka terikat di atas aqidah
mereka dan tertulis keimanan
pada hati mereka, maka
mereka pun tidak takut
celaan orang yang mencela
dalam mentaati Allah, mereka
mengharapkan apa yang
berada di sisi Allah, jiwa
mereka menolak untuk tidur
di atas kedzaliman, mereka
jual dunia mereka dan mereka
tidak mau menjual harga diri
mereka, lalu mereka pun
menyerang dengan
menggunakan pesawat musuh
dalam sebuah operasi yang
berani yang belum pernah
dikenal oleh manusia hal yang
semacam itu, mereka
hancurkan berhala Amerika,
mereka serang markas
pertahanan tepat di
jantungnya, mereka serang
perekonomian Amerika di ulu
hatinya, mereka
tenggelamkan kesombongan
amerika dalam tanah maka
runtuhlah dua gedung New
York dan dengan itu runtuh
pulalah yang lebih besar lagi
dari itu semua.
Maka runtuhlah seluruh cerita
bohong Amerika yang besar
Runtuhlah kebohongan
demokrasi
Dan nampaklah bagi manusia
bahwa ketinggian amerika
sangat rendah
Runtuhlah kebohongan negara
kebebasan (liberal)
Runtuhlah kebohongan
keamanan bangsa Amerika
Dan runtuhlah kebohongan
CIA, maka segala puji bagi
Allah.
Ringkasnya; bahwasanya
Amerika adalah kekuatan
yang sangat besar, yang
memiliki kekuatan pasukan
yang besar dan perekonomian
yang terbentang. Akan tetapi
semua itu dibangun di atas
pondasi yang lemah. Oleh
karena itu memungkinkan
untuk menyerang pondasi
yang lemah itu dan
mengkonsentrasikan serangan
kepada titik-titik terlemah
padanya dan kalaupun hanya
diserang sepersepuluhnya saja
titik-titik lemah itu maka
dengan ijin Allah akan
sempoyongan dan melepaskan
diri dari kekuasaannya
terhadap dunia dan
kedzalimannya.
Dan beberapa pemuda yang
berjumlah sedikit telah
mampu menjelaskan kepada
manusia akan adanya
kemampuan untuk melawan
dan memerangi apa yang
dinamakan kekuatan yang
sangat besar (adi daya)
merkipun seluruh negara
bersepakat melawan mereka.
Dan mereka mampu membela
agama mereka dan
memberikan manfaat kepada
umatnya lebih banyak dari
pada apa yang dilakukan
pemerintahan dan bangsa
yang berjumlah lebih dari 50
negara di dunia Islam, karena
mereka menjadikan jihad
sebagai jalan mereka untuk
memperjuangkan agama,
sebagaimana yang dikatakan
oleh Abu Hilalah :
“Dan kemenangan itu ada
penyebab-penyebabnya
sebagaimana halnya juga
kekalahan
Dan setiap kelompok yang
mewariskan kekekalan itu
beruntung
Langkah-langkah kemulaan itu
bermacam-macam dan yang
paling cepat adalah
Penumpahan darah ... “
Kini, babak akhir dari
pertempuran yang
menentukan telah di ambang
pintu. Semuanya telah
ditakdirkan, dan rakyat AS
pun sudah diberi peringatan.
Hal ini sebagaimana rekaman
video Syekh Usamah, The
Solution, “Saya katakan
kepadamu (rakyat AS),
menyusul kegagalan para
wakil anda dari Partai
Demokrat untuk
melaksanakan keinginan anda
mengakhiri perang, anda
tetap bisa menjunjung poster-
poster anti-perang lalu
menyebarkannya di jalanan
maupun kota-kota besar lalu
anda pulang ke rumah, tapi
itu tidak ada gunanya dan
akan membuat perang
semakin lama …”
“Perang ini benar-benar tidak
ada gunanya, sebagaimana isi
laporan pihak anda. Salah
satu orang paling kompeten
dari pihak anda sendiri, yang
berbicara mengenai topik ini
serta pembentukan opini
publik adalah Noam Chomsky,
yang berkata jujur mengenai
perang ini, namun pemimpin
anda yang asal Texas itu tidak
menyukai mereka yang
menasehati …”
“Di sisi lain, ada dua solusi
untuk menyelesaikannya.
Pertama, dari pihak kami, dan
itu berarti terus meningkatkan
pembunuhan dan peperangan
terhadap anda. Ini adalah
kewajiban kami …”
“Yang kedua adalah dari
pihak anda. Saat ini sudah
jelas bagi anda maupun
seluruh dunia bahwa sistem
demokratik adalah impoten
dan sistem itu
mempermainkan kepentingan
dan darah rakyat dengan
mengorbankan tentara
maupun rakyat demi
tercapainya kepentingan
perusahaan-perusahaan
besar. ”
Dalam video tersebut yang
berjudul bahasa Arab Al-Hill,
Syekh Usamah juga
menganjurkan agar orang
Amerika membuang sistem
pemerintahan demokratis
mereka dan memeluk Islam.
Sementara itu, para pejabat
Kafir Amerika masih terus
menganalisis pidato dan
nasehat beliau yg berdurasi 30
menit itu, yang menyebut
kejadian-kejadian belum lama
ini. Laporan pers
mengindikasikan rekaman itu
tidak mengandung ancaman
terselubung pada Amerika
Serikat. Namun, siapa yang
tahu?
Akhirnya, kalau kita
kembalikan kepada sejarah
peradaban umat Islam
sebagaimana yang telah
diriwayat oleh Imam Ahmad,
maka saat ini kita bersiap
memasuki babak akhir, yaitu
era kekhalifahan yang
mengikuti pola (Manhaj)
Kenabian. Jika diibaratkan
sebuah drama, saat ini kita
memasuki babak akhir, atau
sering dijuluki dengan Akhir
Zaman. Memasuki babak akhir
ini tentunya akan terjadi
peristiwa-peristiwa dahsyat
yang mengiringinya, dan itu
adalah (bisa saja) dengan
tumbangnya adi kuasa dunia,
Amerika, yakni kekuasaan
George Bush, oleh Sang
Mujahid, Syekh Usamah bin
Ladin, yang sering juga
diibaratkan sebagai ‘Musa’
yang akan mengalahkan
Fir ’aun Abad ini. Wallahua’lam
bis showab!
27 Oktober 2007
By: M. Fachry
International Jihad Analysis
Ar Rahmah Media Network
http://www.arrahmah.com
The State of Islamic Media