Polly po-cket







Tidak Sedekah dan Tidak Jihad, Dengan Apa Kamu Masuk Surga?



Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Surga itu mahal harganya. Kenikmatannya tak tertandingi. Sedikit saja kenikmatannya melebihi seluruh kenikmatan dunia dan seisinya. Siapa yang mau masuk surga maka –pada dasarnya- harus membelinya dengan sesuatu yang paling berharga yang dimilikinya.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

"Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal. Ketahuilah, sesungguhnya barang dagangan Allah itu adalah surga." (HR. Al-Tirmidzi, beliau berkata: hadits hasa. Dishahihkan Al- Albani dalam Shahih al-Jami': 6222)

Sil'ah adalah barang yang ditawarkan dalam perdagangan. Sedangkan Allah 'Azza wa Jalla telah tawarkan surga kepada hamba-hamba-Nya agar mereka membelinya dengan jiwa dan harta mereka. Allah Ta'ala berfirman,

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al- Taubah: 111)

Al-'Imad ibnu Katsir berkata: "Allah Ta'ala mengabarkan bahwa Dia memberi ganti dari jiwa dan harta benda para hamba- Nya yang beriman dengan surga karena mereka telah rela mengorbankannya di jalan-Nya. ini merupakan karunia, kemuliaan dan kebaikan-Nya." Oleh karenanya al-Hasan al-Bashri dan Qatadah mengatakan: "Allah telah membeli mereka, demi Allah, Dia menghargai mereka sangat mahal."

Al-Hasan berkata lagi, "Dengarkan jual- beli yang menguntungkan yang telah Allah ajak setiap mukmin melakukan jual- beli ini." Dalam perkataan beliau yang lain, "Sesungguhnya Allah telah memberikan dunia kepadamu maka belilah surga dengan sebagiannya." (Dinukil dari tafsir al-Baghawi)

. . . Allah 'Azza wa Jalla telah tawarkan surga kepada hamba- hamba-Nya agar mereka membelinya dengan jiwa dan harta mereka. . .
. . . Mereka menyerahkan jiwa dan harta mereka untuk Allah dengan berjihad di jalan-Nya melawan musuh-musuh-Nya untuk meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan agama- Nya. . .

Apa yang harus diberikan oleh seorang mukmin agar dapat surga? Mereka menyerahkan jiwa dan harta mereka untuk Allah dengan berjihad di jalan-Nya melawan musuh-musuh-Nya untuk meninggikan kalimat-Nya dan memenangkan agama-Nya. "Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh." (QS. Al- Taubah: 111)

Allah Ta'ala berfirman lagi tentang jual beli yang menguntungkan ini,

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS. Al- Shaff: 10-12)

Ini merupakan pesan dan arahan Dzat Mahapenyayang kepada hamba-hamba- nya yang beriman, supaya mereka melakukan jual beli menguntungkan yang bisa menyelamatkan dari azab yang neraka yang pedih dan mendapatkan kenikmatan yang abadi. Jual beli tersebut adalah "Kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya."

Iman yang sempurna adalah pembenaran terhadap perintah-perintah Allah dalam hati yang diikuti dengan ketundukan anggota badan mengerjakan amal-amal shalih. Dan di antara amal shalih yang paling agung adalah berjihad di jalan-Nya. Oleh karenanya Allah berfirman sesudahnya, "dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu." Yaitu dengan menginfakkan sebagian harta dan mengorbankan jiwa untuk menghadapi musuh-musuh Islam dengan tujuan untuk menolong agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya.

Pada ringkasnya untuk mendapatkan kenikmatan surga dan dihindarkan dari siksa neraka seseorang harus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa-Nya. Lalu kenapa masih ada orang yang bercita-cita masuk surga tapi masih pelit dengan hartanya dan terlalu sayang dengan jiwanya dari berjihad di jalan Allah?

. . . ringkasnya untuk mendapatkan kenikmatan surga dan dihindarkan dari siksa neraka seseorang harus beriman kepada Allah dan Rasul-Nya lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa-Nya. . .

. . . kenapa masih ada orang yang bercita-cita masuk surga tapi masih pelit dengan hartanya dan terlalu sayang dengan jiwanya dari berjihad di jalan Allah?. . .

Al-Hakim telah meriwayatkan dalam Mustadraknya (no. 2421) dari hadits Basyir bin al-Khashashiyyah Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Aku pernah mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam untu berbai'at masuk Islam. Maka beliau mensyaratkan kepadaku:

"Engkau bersaksi tiada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah hamba dan utusan- Nya, engkau shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, mengeluarkan zakat, berhaji ke Baitullah, dan berjihad di jalan Allah."

Dia melanjutkan, "Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, ada dua yang aku tidak mampu; Yaitu zakat karena aku tidak memiliki sesuatu kecuali sepuluh dzaud (sepuluh ekor unta) yang merupakan titipan dan kendaraan bagi keluargaku. Sedangkan jihad, orang-orang yakin bahwa yang lari (ketika perang) maka akan mendapat kemurkaan dari Allah, sedangkan aku takut jika ikut perang lalu aku takut mati dan ingin (menyelamatkan) diriku."

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menggenggam tangannya lalu menggerak-gerakkannya. Lalu bersabda,

"Tidak shadaqah dan tidak jihad? Dengan apa engkau masuk surga?"

Basyir berkata, "Lalu aku berkata kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, aku berbaiat kepadamu, maka baitlah aku atas semua itu." (Imam al-Hakim berkata: Hadits shahih. Al-Dzahabi menyepakatinya.

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberikan pelajaran berharga kepada Basyir, juga kepada kita semua, tentang hakikat baiat atas Islam. Bahwa Islam tidak mencukupkan bagi pemeluknya untuk memperhatikan diri pribadinya sendiri, berleha-leha setelah ikrar atas keislaman. Tapi ia harus memperhatikan agamanya dan memperjuangkan syriatnya dengan harta dan jiwanya. Karenanya kita lihat, saat Basyir mengajukan keberatan atas dua syarat yang berkaitan dengan pengorbanan jiwa dan hartanya – padahal ia siap menerima syarat-syarat lainnya-, maka Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menggenggamkan tangannya dan tidak mau menerima baiat, karena barang dagangan Allah itu mahal harganya. Oleh karenanya beliau menyampaikan, "Orang yang tidak mau mengorbankan jiwa dan hartanya di jalan Allah, maka dengan apa ia masuk surga?" Wallahu Ta'ala A'lam. [sumber/ voa-islam.com]




Translate ke bahasa :

Home
Copyright ©2010-2013
by
Ghuroba